Minggu, 26 April 2015

Darimana asal ulat di silver queen ?

IMG_0972.JPG
SilverQueen memberikan tanggapan singkat lewat surat elektronik kepada Detikfood (06/12/13). "Kami masih dalam proses menghubungi dan meminta klarifikasi langsung dari pelanggan bersangkutan," tulisnya. Namun, Firdaus mengaku belum dihubungi pihak PT Ceres maupun SilverQueen.
Ditemui di acara 'Chefmanship Academy: Keamanan Pangan', Rabu (11/12/13), Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Dr. Ir. Roy Alexander Sparringa, M. App. Sc. mengaku tidak mengetahui kasus ini. "Saya belum mendapatkan laporan," ujarnya.
Menurutnya, yang bertanggung jawab bisa jadi adalah pelaku usaha seperti industri, distributor, atau peritel. Namun, pihak BPOM harus mengecek kasusnya terlebih dahulu.
Sesuai Pasal 90 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, setiap orang dilarang mengedarkan pangan tercemar. Termasuk yang mengandung bahan kotor, busuk, tengik, terurai, atau mengandung bahan nabati atau hewani yang berpenyakit atau berasal dari bangkai.
Menurut Pasal 94, pelanggarnya akan terkena sanksi administratif berupa denda, penghentian sementara dari kegiatan produksi dan/atau peredaran, penarikan pangan dari peredaran oleh produsen, ganti rugi, dan/atau pencabutan izin.
"Soal sanksi kita lihat kasusnya dulu. Kalau terbukti membahayakan publik, pihak yang bertanggung jawab akan mendapatkan sanksi sesuai peraturan," tutur Roy.
Sebagian besar korban bingung dari mana asal ulat tersebut karena masa kedaluwarsanya masih panjang. Ada yang berasumsi ulat tersebut berasal dari biji kakao berkualitas buruk, adapula yang menduga asalnya dari kacang yang dicampurkan dalam cokelat.
Dari manapun asal ulat tersebut, yang jelas, Firdaus kapok. "Saya benar-benar trauma dengan kejadian ini. Dulu saya pecinta cokelat SilverQueen, namun kini saya mengurungkan niat membeli produknya.< a href="http://detik.com">detikcom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar